Sabtu, 05 September 2015

Candi Mendut

                         
                                 Peninggalan Sejarah Candi Mendut

                              




Ciri-Ciri nya :
Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-seling. Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara dan bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda.
   Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama veluvana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut.
    Candi Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang agama Buddha. Candi ini terletak di desa Mendut, kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa kilometer dari candi Borobudur.
   Bahan bangunan candi sebenarnya adalah batu bata yang ditutupi dengan batu alam. Bangunan ini terletak pada sebuah basement yang tinggi, sehingga tampak lebih anggun dan kokoh. Tangga naik dan pintu masuk menghadap ke barat-daya. Di atas basement terdapat lorong yang mengelilingi tubuh candi. Atapnya bertingkat tiga dan dihiasi dengan stupa-stupa kecil. Jumlah stupa-stupa kecil yang terpasang sekarang adalah 48 buah. Tinggi bangunan adalah 26,4 meter.
   Sebagai candi yang bersifat Budhistist, relief-relief di Candi mendut juga berisi cerita-cerita ajaran moral yang biasanya berupa cerita-cerita binatang yang bersumber dari Pancatantra dari India. Cerita tersebut antara lain adalah seekor kura-kura yang diterbangkan oleh dua ekor angsa dan di bawahnya dilukiskan beberpa anal gembala yang seolah-olah mengejek kura-kura tersebut. Oleh karena kura-kura tersebut emosional dalam menanggapi ejekan, maka terlepaslah gigitannya dari tangkai kayu yang dipegang sehingga terjatuh dan mati. Inti ceritanya adalah ajaran tentang sifat kesombongan yang akan mencelakakan diri sendiri.
  Bahwa candi Mendut merupakan salah satu candi yang bercorak Agama Buddha yang mengisahkan tentanga cerita-cerita tenta kehidupan hewan yang memberi contoh terhadap manusia di bumi dan juga membuka hati kepada manusia akan pentingnya melestarikan alam dan lingkungan sekitar, agar terciptanya perdamaian, kerukuan antara makluk hidup dengan manusia. Selain relief dalam candi mendut juga ada tiga patung Buddha yang memberikan cerminan bagi manusia yaitu salah satunya adalah : yaitu Buddha yang pernah hidup di dunia, dengan posisi tangan (mudra) memutar roda dharma, sebagai perlambang kotbah Buddha yang pertama kalinya di Taman Rusa di Benares, dengan posisi kaki menggantung, tidak bersila seperti biasanya. Di sebelah kirinya adalah patung Mansjuri atau Vajrapani sebagai Buddha pembebas manusia di kelak kemudian hari. Menurut Jacques Dumarçay patung tersebut menggambarkan Lokesvara, Boddhisatva yang menolak menjadi Buddha bila tidak semua manusia diselamatkan. Sedangkan di sebelah kanannya adalah Avalokiteswara, Buddha penolong manusia, dengan tanda patung Amithaba di keningnya. Dekat Candi Mendut ini sekarang didirikan sebuah Vihara Buddha yang megah yang menjadi salah satu tempat ibadah penting bagi umat Buddha terlebih saat dirayakannya Hari Raya Waisak setiap tahunnya untuk memperingati tiga peristiwa paling penting dalam hidup Buddha Siddharta Gautama yaitu kelahirannya, saat Beliau mencapai pencerahan yaitu menjadi Buddha, dan saat wafatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar